Sansana Kayau adalah puisi lisan, diciptakan dan dinyanyikan langsung pada saat pergelaran. Di daerah Aliran Sungai Katingan, trutama di Katingan Hilir dan Hulu, Sansana Kayau sampai sekarang masih hidup dan dinyanyikan, biasanya di pertunjukan pada saat pesta, pada upacara-upacara adat seperti menerima tamu dlam upacara pemotongan Pantan, pesta perkawinan, bahkan dalam keseharian.
Puisi yang dinyanyikan tersebut diciptakan oleh penyair individual, kemudian disambut secara beramai-ramai oleh seluruh orang yang hadir. Para pelantun nyanyian puisi (disebut pasansan) bisa melantunkannya secara acapela (tanpa musik) dan bisa juga dengan iringan suling Balawung dan Kacapi.
Para Pasansan berdialog dalam puisi (Sansana Kayau), paduan antara kolektivitas dan individu dalam seni Sansana Kayau menggambarkan hubungan serasi antara individu dan kelompok dalam masyarakat periode rumah Betang, hubungan yang juga dicerminkan pada tari pergaulan Manasai.
Dikarenakan Sansana Kayau dilantunkan dan dituturkan secara langsung, lidan dan tanpa menggunakan teks pada saat pementasannya, maka para Pansansana dituntut pemnguasai bahasa Katingan yang baik, keterampilan dan pengetahuan filsafat Kaharingan (agama tua suku Dayak) yang adan. Dari pengetahuan dan penguasaan dan keterampilan demikian diharapkan lahir karya Sansana Kayau yang bermutu tinggi.
Sansana Kayau menggambarkan hubungan Uluh Katingan (orang katingan) dengan alam, kekeuasaan alam lain, hubungan antara manusia, artinya Sansana Kayau dilahirkan oleh masyarakat Suku Dayak Katingan, oleh alam dan kehidupan manusia.
Bentuk Sansana Kayau
Secara teknis bentuk (form) Sansana Kayau terdiri dari tiga bagian, yaitu ;
- Prolog
- Tubuh Sansana
- Epilog
Prolog dan Epilog dinyanyikan bersama-sama dalam irama tertentu dengan kata-kata : Oi, nanai, nanai, nanai, nanananai, nanai, oiiii nanai
Setelah itu Pansansana secara tunggal (solist) menyanyikan puisinya dan pada akhirnya ditutup untuk kemudian dilanjutkan lagi dengan prolog.
pengulangan lirik untuk Prolog dan Epilog sama.
Subtansi
Subtansi pesan dan isi puisi terdapat pada Tubuh Sansana, puitisitas Tubuh Sansana terdapat pada keseluruhan Tubuh Sansana, baik diawal (aliterasi), ditengah ataupun diakhir (coda).
Sansana Kayau dengan gampang berkembang menjadi sebuah naskah cerita drama, novel atau roman, hal ini terbukti oleh epik Sansana Bandar dan Dandana Kayau Pulang (warisan para Pansansana terdahulu).